Selasa, 16 Maret 2010

olah raga

OLAHRAGA [ GATRA Printed Edition ]

Rita Subowo:
Perkembangan Olah Raga Indonesia Sebuah Ironi

Semarang, 11 Maret 2010 17:34
Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo menilai, perkembangan olah raga di Indonesia mengalami sebuah ironi, karena berbanding terbalik dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan dan bisnis.

Pernyataan tersebut disampaikan Rita, saat menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) bidang pendidikan olah raga, dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Semarang, Kamis (11/3).

"Ironi merupakan sebuah ironi yang sangat memprihatinkan karena berbanding terbalik dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan dan pusat bisnis," kata dalam pidato sekitar satu jam, di depan seluruh civitas akademika Unnes di kampus Sekaran.

Olah raga Indonesia dalam satu dekade terakhir sudah ketinggalan jauh dari negara tetangga, seperi Singapura, Thailand dan bahkan Vietnam.

Di negara tersebut, sarana dan prasarana olah raga dibangun secara merata dengan prioritas pembangunan kegiatan olah raga usia dini dan remaja.

Kekurangan dana, menurut Rita, juga bukan satu-satu penghalang kemajuan olah raga prestasi karena kultur dan budaya sebuah negara juga banyak berperan.

"Jamaika dan Kuba bukanlah negara kaya, tapi bisa menghasilkan atlet atletik kelas dunia. Itu karena ditunjang oleh karakter yang bangga menjadi duta bangsa, dibarengi disiplin dan komitmen tinggi," katanya.

Sementara kemajuan olah raga negara maju seperi AS dan Jerman lebih ditunjang sistem pembinaan terpadu melalui pendekatan ilmiah (sport science).

Belajar dari kondisi pada negara maju tersebut, Rita sebagai Ketua Umum KON/KOI ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan olahraga di seluruh Indonesia untuk mencari cetak biru (blue print) yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.

"Mari kita secara bersama mencari blue print yang cocok untuk Indonesia. Kita sudah lama meninggalkan semangat dan komitmen yang kuat," katanya.

Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) yang diberlakukan sejak 2005 juga belum sepenuhnya mampu mengangkat kondisi olah raga nasional ke tingkat yang lebih baik.

Mengomentari gelar yang dianugerahkan kepadanya, Rita mengaku sangat bersyukur karena upayanya selama ini ternyata mendapat perhatian dari banyak orang, termasuk kalangan akademis.

Rita, yang bernama lengkap Rita Sri Wahyusih Subowo itu, dilahirkan di Yogyakarya pada 27 Juli 1947. Orangtuanya adalah pasangan artis Rendra Karno dan Djuriah Karno.

Istri mantan direktur BCA Subowo Atmosardjono ini, dikarunia tiga orang anak, masing-masing Ariandini, Andru, dan Anton. [TMA, Ant]
URL: http://www.gatra.com/2010-03-11/versi_cetak.php?id=135696

Tidak ada komentar:

Posting Komentar